Monday, January 26, 2009

Kisah ini saya terima dari seorang kawan yang mungkin juga telah
diterima dari seorang yang lain .. utuk dikongsi bersama, moga boleh
mengambil iktibar..

Allah Maha Pengasih

Sepasang suami isteri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 3
orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat. Begitu hebatnya
pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai,
mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka secepat mungkin Mereka
menemui seorang peguam, untuk melangsungkan perundingan pembagian
harta diantara mereka, perundingan berlangsung lancar, namun akhirnya
sebagian besar masalah terselesaikan, baik tanah, rumah, dan semua aset
harta mereka dapat dibagi dan mencapai kepuasan kedua belah pihak.

Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya, iaitu mengenai
pembahagian anak [jangan lupa anak mereka tiga orang], baik si suami
mahupun si isteri sama sama ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mahu
mengalah, dan anak tidak mungkin dibelah dua seperti pada Zaman
Sulaiman dulu.

Akhirnya mereka menemui seorang tokoh agama, meminta nasihat bagaimana
jalan keluar yang harus ditempuh.
Imam akhirnya memberikan jalan keluar yang bijak, iaitu mereka
diminta menunda perceraiannya selama satu tahun, mereka harus menambah
satu orang anak selama satu tahun, bila Tuhan mengizinkan perceraian
mereka, Tuhan akan memberikan tambahan satu anak, total menjadi 4 anak,
sehingga mudah untuk dibahagi di antara mereka berdua.

Kerana si suami dan si isteri sangat serius untuk bercerai, mereka
berusaha keras untuk menambah anak, dan akhirnya mereka berhasil.
Setahun kemudian, ketika Imam berjalan jalan, beliau bertemu
dengan pasangan suami isteri ini, sedang bergandingan tangan dengan
mesra,sehingga Imam bertanya, : "Apakah Kalian tidak berhasil
menambah anak sehingga kalian batal bercerai?".

SiSuami lalu menjawab : "Tuhan maha pengasih, Dia memberikan kami
tambahan anak, tapi sekaligus juga memberikan isyarat agar kami saling
memaafkan dan saling mengasihi, kami memutuskan untuk tidak
bercerai"."Bagaimana Tuhan memberikan isyaratNya?" , tanya Imam.
"Tuhan memberikan kami tambahan anak, bukan satu anak, tapi dua anak,
anak kembar !!".

Beberapa hikmah:

1. Menunda tindakan negatif sering bermanfaat, apalagi ketika seseorang
sedang dikuasai emosi. Ada baiknya jika kita sedang marah kita menunda
sesuatu yang ingin kita lakukan. Betapa banyak penghuni penjara yang
menyesal: mengapa ketika marah memukuli isteri/anak/dsb sampai tewas....

2. Mampu mengendalikan marah [emosi] adalah kunci kebaikan, sehingga
Nabi SAW menekankan 'laa taghdhab' [jangan marah] kepada sahabatnya.

3. Kisah diatas menunjukkan kasih sayang Allah, tetapi ada yang lebih
baik daripada kisah di atas iaitu pasangan suami isteri yang selalu
berhasil meredam pertengkaran mereka. Mungkin keluar rumah
meninggalkan isteri/suami yang marah untuk sebentar kemudian kembali membawa buah
tangan/peralatan baru kesukaannya akan membuatnya tersenyum, meminta
maaf dan berfikir betapa baiknya suaminya/isterinya.

4. Pertengkaran itu lumrah rumah tangga. Dengan pertengkaranlah
keharmonisan semakin terasa nikmat. Orang bijaksana akan menikmati
pertengkaran dan masa-masa setelahnya dengan tetap mengendalikan
suasana agar tidak sampai keluar dari sunnah Nabi saw., Kerana
pertengkaran itu seperti api: sedikitnya bermanfaat tetapi besar dan
luasnya membinasakan.

0 Comments:

Post a Comment