Wednesday, April 22, 2009

Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah
didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu

berkerut.Dengan murung lelaki itu mengadu,"Tuan Guru, sepanjang hidup

saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain
sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah
mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi

mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"

Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman
mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin

namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut

Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang
membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan
memperbaiki penampilannya.

Mulai hari itu, wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan
sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk
berkeluh kesah. Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa
mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.

Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu
pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum.Bahkan Rasulullah SAW

menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya.

Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah
tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan

yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam

hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun
persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah,
yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Abu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah
didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu

berkerut.Dengan murung lelaki itu mengadu,"Tuan Guru, sepanjang hidup

saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain
sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah
mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki. Tetapi

mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"

Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan rubahlah roman
mukamu. Kau tahu, Rasulullah SAW adalah penduduk dunia yang miskin

namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut

Rasulullah SAW, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang
membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan
memperbaiki penampilannya.

Mulai hari itu, wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan
sabar, tanpa mengeluh. Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk
berkeluh kesah. Keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah,wajahnya senantiasa
mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.

Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu
pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum.Bahkan Rasulullah SAW

menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya.

Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah
tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan

yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam

hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun
persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah,
yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.

Monday, April 20, 2009

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ice-krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicapi, sementara tangan kirinya mencengkam Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas tembok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:
20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya...

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sambil tersenyum, sambil memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya mengira dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... "

Yani menoleh kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"


"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan bersebelahan kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengusap kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk( anak perempuan) ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah kan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"


Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani bersinar keranana bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ...... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...


Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
’Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un’ .... Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa?
Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan pameran dipukuli masa di tv kemarin ia dah tak tahan?

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya mengangkat, setinggi bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri pipi dan janggutnya…

�Allahumma as aluka khusnul khootimah�.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."

Andaikan 3 individu berbeza meminjam sebiji pinggan daripada Kita.. Selang beberapa tempoh masa, individu pertama memulangkan pinggan tersebut dalam keadaan bersih cantik tanpa sebarang kecacatan.. Lalu Kita pun terus meletakkannya di atas rak pinggan mangkuk seperti keadaan asalnya..

Individu kedua pula memulangkan pinggan tersebut dlm keadaannya yang masih kotor; tidak berbasuh.. Pinggan tersebut akan Kita basuh sehingga bersih, kemudian barulah ianya diletakkan di tempat yg sepatutnya..

Individu ketiga pula memulangkan pinggan tersebut dalam keadaan pecah bersepai.. Tidak boleh dibezakan lagi bentuknya antara pinggan mahupun serpihan kaca.. Tiada nilainya lagi.. Kita tiada pilihan lain selain menghumbankannya ke dlm tong sampah yg hina..

Begitulah jua halnya dgn Allah Taala.. Jika Kita kembali kepadaNya dalam keadaan bersih, elok, tanpa kekotoran dosa, maka Allah akan terus meletakkan Kita di tempat yang baik Dan tempat yg selayaknya bagi Kita.. Iaitu syurga..

Namun jika Kita kembali ke hadratNya dlm keadaan kotor dgn dosa, Allah akan 'basuh' Kita sebersih-bersihnya di dlm api neraka sebelum memasukkan Kita ke dlm syurga..

Tetapi jika Kita kembali kepadaNya dlm keadaan yg rosak imannya, sehingga tidak dpt dibezakan antara iman dengan kufur, maka Allah tidak akan teragak2 utk menghumbankan Kita ke dlm neraka jahannam yang hina buat selama-lamanya, ibarat pinggan yg pecah; tiada nilai lagi..

Semoga bermanfaat.. .

Maryam, guru kelas Tadika menganjurkan satu permainan yang sungguh menarik untuk murid-muridnya. Setiap murid diminta membawa beg plastik yang berisi pisang yang tertulis nama orang yang paling mereka benci ke kelas pada esok hari. Jadi, jumlah pisang yang perlu dibawa bergantung kepada jumlah orang yang dibenci.

Keesokan harinya, setiap murid membawa beg plastic berisi pisang masing-masing. Ada yang membawa tiga biji, ada juga lima biji dan paling banyak lapan biji. Semuanya sudah ditulis nama orang yang paling mereka benci.

"Sekarang simpan pisang tu. Jangan lupa bawa ke mana sahaja kamu pergi selama seminggu. Inilah permainannya. Selepas seminggu, kita akan tahu keputusannya" beritahu Cikgu Maryam. Kanak-kanak tersebut menyimpan pisang masing-masing di dalam beg.

Hari demi hari berlalu, pisang tersebut mula berbintik-bintik dan akhirnya menjadi busuk . Kanak-kanak itu mula merungut dan marah. Mereka tidak menyukai permainan itu lagi kerana selain beg berat, badan berbau busuk. Ada yang menangis, enggan meneruskan permainan.

Seminggu berlalu, pagi-pagi lagi murid-murid Maryam sudah bersorak. Permainan sudah tamat. Tidak ada lagi beban dan bau busuk yang perlu dibawa.

"Okey semua, apa rasanya bawa pisang dalam beg ke sana ke mari selama seminggu?" tanya Cikgu Mayam. Semuanya serentak mengatakan mereka benci permainan itu. Mereka hilang kawan, sering diejek dan terpinggir. Lebih teruk lagi, terpaksa tidur, makan, mandi, bermain dan menonton TV dengan bau busuk.

"Itulah sebenarnya yang berlaku kalau kita simpan perasaan benci pada orang lain dalam hati. Bau busuk kebencian itu akan mencemari hati dan kita akan membawanya ke mana saja kita pergi. Jika kamu sendiri tidak boleh tahan dengan bau pisang busuk hanya untuk seminggu, cuba bayangkan apa akan jadi kalau kamu simpan kebencian sepanjang hidup kamu" beritahu Cikgu Maryam.

Maryam mengingatkan anak muridnya supaya membuang jauh-jauh perasaan benci daripada membebani hidup. Kemaafan adalah yang terbaik. Menyayangi lebih baik darpada membenci.


Moralnya, jangan letak pisang dalam beg. Jangan simpan kebencian, dendam kesumat dan apa-apa yang mazmumah dalam hati.. Macam pisang yg makin membusuk, begitu juga hati.

Birth Certificate shows that we were born                                 
A
Death Certificate shows that we died

Pictures show that we lived!
Have a seat . . . Relax . . . And read this slowly.

I Believe...
That just because two people argue,
It doesn't mean they don't love each other.

And just because they don't argue,

It doesn't mean they do love each other.

I Believe...
That no matter how good a friend is, they're going to hurt you every once

in a while and you must forgive them for that.


I Believe...
That true friendship continues to grow, even over the longest distance.
Same goes for true love.

I Believe...
That you can do something in an instant
That will give you heartache for life..

I Believe...
That it's taking me a long time

To become the person I want to be.


I Believe...
That you should always leave loved ones with
Loving words. It may be the last time you see them.

I Believe...
That you can keep going long after you think you can't.


I Believe...
That we are responsible for what
We do, no matter how we feel.

I Believe...

That either you control your attitude or it controls you.

I Believe...
That heroes are the people who do what has to be done when it needs to be
done, regardless of the consequences.

I Believe...
That money is a lousy way of keeping score.

I Believe...
That my best friend and I, can do anything, or nothing and have the best
time.


I Believe...
That sometimes the people you expect to kick you when you're down, will be

the ones to help you get back up.

I Believe...
That sometimes when I'm angry I have the right to be angry,

But that doesn't give me the right to be cruel.


I Believe...
That maturity has more to do with what types of experiences you've had

And what you've learned from them and less to do with
how many birthdays

you've celebrated.


I Believe...
That it isn't always enough, to be forgiven by others.

Sometimes, you have to learn to forgive yourself.

I Believe...
That no matter how bad your heart is broken the world doesn't stop for

your grief.

I Believe...
That our background and circumstance’s may have
influenced who we are,
But, we are responsible for who we become.

I Believe...
That you shouldn't be so eager to find

Out a secret. It could change your life Forever.

I Believe...
Two people can look at the exact same
Thing and see something totally different.

I Believe...
That your life can be changed in a matter of

Hours by people who don't even know you.


I Believe...
That even when you think you have no more to give, when
A friend cries out to you - you will find the strength to help.

I Believe...
That credentials on the wall do not make you a decent human being.

I Believe...
That the people you care about most in life are taken from you too soon.


I Believe...
That you should send this to all of the people that you believe in, I just
did.

'The happiest of people don't necessarily have the best of everything;

They just make the most of everything.

;;